06 August 2006
Gugur Lagi Satu Bunga

Jum’at siang, ktk kami --aku, mas Gaffar, dan Afkar-- abis belanja di Kong Asian Grocery, mas Gaffar trima sms. Kali ini seperti bukan sms biasa, sebab reaksi pertama mas Gaffar stl membaca sms itu adalah diam dlm hitungan detik, dan kemudian menelpon seseorang dengan wajah tegang. Kontan aja aku bertanya: ‘sms dr siapa?’ krn dr wajah mas Gaffar udah keliatan ada sesuatu yg gak beres dg sms itu.

Dan benar aja, sbl menunggu sambungan telpon ke Yogya, mas Gaffar baru bisa cerita… tadi itu sms dr Yogya, ngabarin bahwa pak Ris (Prof. Riswandha Imawan, seniornya mas Gaffar di Ilmu Pemerintahan UGM) meninggal dunia sejam yg lalu. Deg… rasanya benar2 tdk percaya dg isi sms tadi. Seakan sms td hanya gurauan saja. Bahkan kalo boleh berharap kabar yg sgt mengejutkan td hanya kerjaan org iseng.

Mas Gaffar rupanya telp ke kantornya di Yogya, dan stl mendengar cerita mbak Heni, semakin perih rasa di hati menerima kenyataan bahwa sms tadi itu bukan iseng… Setelah telp sana-sini lg, semakin pasti kabarnya bahwa Pak Ris benar2 meninggal, sementara diduga krn serangan jantung…

Kami benar2 shock krn kabar itu. Mmg Pak Ris sejak bbrp thn ini kena diabetes, tp dia tetap spt biasa: enerjik dan humoris. Gak nyangka sama sekali bakal ada kbr begini. Yg buat makin sedih, kita lg jauhhhh… dr Yogya dan gak bisa segera ngelayat. Kami cuma bisa telp ke no HP Bu Riswandha utk mengucapkan turut berduka-cita. Yg nerima telp kami adl Opang, putra pertama Pak Ris.

Sore itu berita meninggalnya Pak Ris muncul di banyak media massa yg kami buka di internet. Hawa kesedihan jadi makin dalam…

Pak Ris itu org yg unik; org yg ilmunya selangit tapi ttp bs bicara utk org ‘bawah’. Beliau jg org yg cuek, gak suka jaim, dan tetap gaya ngomongnya ‘gaul’ meski sdh professor dan terkenal di mana2 sbg pengamat politik yg kritis.

Aku teringat motto hidup beliau ‘Eagle Flies Alone’ yg slalu terpampang di pintu kantornya dan di setiap akhir tulisan2nya. Hilang sdh seorang ilmuwan independent yg makin langka di Indo… hilang sdh satu org yg bisa kuajak ngomong bhs Madura kalo mampir ke kantornya mas G…

Selamat jalan pak Ris. Kutahu tempatmu mulia di sisi-Nya.

2 Komentar:

At 09 August, 2006 18:05, Anonymous Anonymous bilang...

that's a sad news I know! When I read your story, I feel really wanna cry!

a very good story!

 
At 11 August, 2006 09:10, Blogger IrA bilang...

ikut berduka yaah mbak...atas meninggalnya Prof. Riswandha..semoga semua amal ibadahnya diterima Allah SWT.. Amiin

 

Post a Comment

<< Home